KONSULTAN PABRIK
Strategi Pengembangan Fungsi PPIC
PPIC merupakan singkatan dari Production
Planning and Inventory Control dari definisinya ada 2 pekerjaan besar yaitu
Perencanaan Produksi dan Mengendalikan Persediaan. Dalam proses pengembangan
sistem manufacturing, adalah sangat penting bagi perusahaan untuk menyusun
perencanaan terkait dengan produksi. Dibandingkan dengan penyusunan SOP dalam
bidang usaha lainnya, dalam industri manufactuing peranan PPIC adalah denyut utama
dari penyusunan sistem yang ada dalam manufacturing. Ada beberapa perusahaan
bahkan ketika melakukan proses pendesainan terhadap organisasi, menetapkan
fungsi PPIC adalah proses penetapan yang sangat kritikal.
Pengertian
atau Definis PPIC
PPIC adalah singkatan dari Production
Planning and Inventory Control yaitu suatu departement dalam suatu organisasi
perusahaan yang berfungsi merencanakan dan mengendalikan rangkaian proses
produksi agar berjalan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan serta
mengendalikan jumlah inventory agar sesuai dengan kebutuhan yang ada.
PPIC merupakan bagian dari organisasi
perusahaan yang menjembatani 2 department yaitu: marketing & produksi. PPIC
menterjemahkan kebutuhan marketing kedalam bentuk rencana produksi &
ketersediaan bahan baku yang akan dijalankan agar order yang diterima marketing
bisa dikirim tepat waktu dan tepat quantity.
Hal ini berbeda dengan PPC (Production
Planning and Control) dimana PPC hanya berfungsi merencanakan dan mengendalikan
rangkaian produksi agar berjalan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan
tanpa harus mengendalikan inventory perusahaan.
PPIC
(Planning, Production and Inventory Control)
Istilah PPIC mungkin asing bagi pelaku
industri menengah atau kecil, namun sebenarnya terkonsep atau belum semua
bisnis pasti sudah melakukan salah satu teknis PPIC. Pada saat ini bahkan
perusahaan khusus memiliki bagian tersebut sebagai satu divisi sendiri.
Berbagai teori berkembang mengenai
sistem PPIC yang paling terbaru, namun apakah harus serumit itu? Apakah harus
menjadi orang manajemen, akuntansi atau teknik untuk tau itu? Jika anda
berminat untuk mencoba menerapkan PPIC ke dalam bisnis yang ada sedang tekuni,
mungkin jurnal sederhana ini bisa memberikan gambaran bahwa teknis PPIC tidak
serumit yang kita bayangkan.
Tugas
dan Fungsi PPIC Untuk Perusahaan
1. Melakukan
peramalan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk dalam fungsi
dan waktu.
2. Memonitor
permintaan yang aktual.
3. Menentukan
ukuran pemesanan barang yang ekonomis.
4. Menetapkan
sistem persediaan yang ekonomis.
5. Menetapkan
kebutuhan produksi.
6. Memonitor
tingkat persediaan.
7. Membuat jadwla
produksi, penugasan serta pembebanan mesin dan ternaga kerja yang terperinci.
8. Menyusun
perencanaan kapasitas meliputi perencanaan jangka panjang, menengah dan pendek.
9. Menyampaikan
jadwal penyelesaian setiap pesanan kepada konsumen.
10. Melakukan
pengiriman produk akhir kepada pelanggan.
11. Ruang Lingkup
PPIC Dalam Operasional Perusahaan.
Berikut garis besar kegiatan yang terkait
dengan PPIC.
1. Perencanaan
Proses Produksi dalam PPIC.
a.
Kinerja
Marketing.
Marketting
sebagai penghubung antara perusahaan dengan costumer, jika costumer meminta
order maka tim marketting akan menerimanya, selanjutnya memberi tahu bagian
PPIC dan mengisi form pengeluaran barang mencakup jenis barang yang akan diorder,
jumlah barang, nama perusahaan, dan waktu pengiriman.
b.
Kinerja
PPIC
Setelah mendapat
permintaan produksi dari marketing, bagian PPIC kemudian menguraikan kebutuhan
– kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk proses produksi. Selanjutnya
memeriksa stok bahan – bahan yang dibutuhkan, jika bahan tidak cukup maka
bagian PPIC akan membatalkan permintaan produksi dari marketing, tapi jika
bahan yang dibutuhkan masih tersedia, PPIC kemudian membuat form produksi yang
selanjutnya diberikan kepada bagian produksi.
c.
Kinerja
Purchasing
Bagian
purchaising memeriksa ketersediaan bahan yang akan diproduksi di gudang besar,
yang selanjutnya memberi konfirmasi kepada bagian PPIC.
d.
Kinerja
Gudang Besar
Gudang besar
menyimpan semua bahan untuk proses produksi baik bahan baku maupun bahan
pendukung, di dalam gudang besar bahan diatur dengan sistem FIFO. Setiap akhir
proses produksi dilakukan pengecekan dan penimbangan bahan – bahan ( Stock
Opname ) sehingga dapat mengetahui ketersediaan bahan jika sewaktu – waktu ada
permintaan produksi.
e.
Kinerja
Gudang Timbang – Scalling
Bagian scalling
melakukan penimbangan bahan – bahan untuk proses produksi dari gudang besar
berdasarkan jumlah yang sudah ditentukan oleh bagian PPIC.
f.
Kinerja
Tim Produksi
Tim produksi
selanjutnya mengolah ( memproduksi ) bahan – bahan yang sudah disediakan oleh
bagian scalling sampai produk jadi.
g.
Kinerja
Tim Packing
Produk yang
sudah diproduksi selanjutnya dilakukan pengemasan oleh bagian packaging,
setelah dikemas produk dilakukan pelabelan dan diserahkan ke bagian distribusi
untuk diantar ke costumer sesuai dengan waktu yang diinginkan costumer.
2. Teknik Membuat Perencanaan Untuk PPIC
a. Perencanaan
Moment Tertentu
Proses produksi
dilaksanakan dengan sistem “ push system “ sehingga jika tidak ada order dari
costumer perusahaan tidak melakukan proses produksi.
b. Waktu
Pengantaran
Pengantaran
biasanya dilakukan sesuai waktu yang diminta oleh costumer, misalnya costumer
menginginkan barang dikirim pada tanggal dan waktu yang tepat maka barang akan
dikirim pada waktu itu juga ( biasanya pagi hari ). Sistem tersebut
diberlakukan untuk costumer dalam satu wilayah, sedangkan untuk yang di luar
wilayah ( misalnya Surabaya, Kediri, Jakarta, antar pulau dsb) biasanya
menggunakan jasa pengiriman barang dengan waktu pengiriman sebelum tanggal yang
diminta costumer.
c. Order Costumer
Semua costumer
diperlakukan sama oleh perusahaan sehingga tidak ada yang diistimewakan,
pengistimewaan hanya berlaku untuk yang waktu pengirimannya bersifat “urgent”
yang biasanya akan diproduksi dan dikirim lebih dulu.
d. Kemampuan
Produksi
Keterbatasan
proses produksi biasanya disebabkan oleh ketersediaan bahan baku, jika terjadi
demikian maka bagian produksi hanya akan memproduksi bahan yang tersedia yang
sebelumnya meminta persetujuan dari
pihak costumer. Sebagai contoh permintaan produksi adalah 100 kg sedangkan
bahan yang tersedia hanya 50 kg, maka bagian produksi akan memproduksi bahan
yang ada dulu dan kurangannya akan dipenuhi setelah bahan datang (setelah
meminta persetujuan dari costumer).
Selain
ketersediaan bahan, hal lain yang juga mempengaruhi kemampuan produksi adalah
jumlah personil pelaku produksi dan jumlah alat yang ada di ruang produksi.
Jika terdapat order yang melebihi kemampuan personil dan mesin maka akan
diberlakukan sistem lembur.
3. Material Requirement Planning ( MRP )
a.
Kapasitas
Gudang Penyimpanan
Gudang
penyimpanan digunakan untuk menyimpan bahan baku, sedangkan bahan pendukung
disimpan di gudang lain. Gudang untuk penyimpanan diatur dengan sistem FIFO
sehingga bahan yang lama masuk akan digunakan terlebih dahulu. Kapasitas gudang
penyimpanan sudah memadai, akan tetapi jika terdapat kelebihan bahan biasanya
akan disimpan di gudang penyimpanan bahan pendukung
b.
Waktu
Masa Habis Pakainya ( Expired Bahan )
Karena umur
bahan yang digunakan minimal 1 tahun, maka pengadaan bahan dilakukan ketika
bahan yang diinginkan sudah hampir habis di dalam gudang besar.
c.
Gudang
Ruang Timbang
Perencanaan
pengadaan bahan disesuaikan dengan
kebutuhan harian bahan olah sesuai dengan formulasi dari PPIC.
d.
Buffer
Stock
Buffer stock
disimpan bersama di gudang penyimpanan, untuk produk – produk yang banyak
diminta consumer biasanya saat stock bahan hanya tinggal sepertiga dari total
bahan yang datang maka perusahaan akan segera menambah stock bahan yang
dimaksud.
e.
Bahan
Pengganti
f.
Bahan
pengganti hanya akan digunakan dalam keadaan yang sangat mendesak, sebagai
contoh costumer meminta order produk A yang berkonsentrasi 30 % sedangkan bahan
untuk membuat produk tersebut jumlahnya sangat terbatas di gudang penyimpanan
tidak cukup untuk memenuhi permintaan costume), tapi cukup untuk membuat produk
yang sama dengan konsentrasi yang lebih rendah. Maka perusahaan atas
persetujuan costumer dan tim RnD (penetapan bahwa bahan pengganti tidak akan
merubah kualitas produk) akan memproduksi produk pengganti tersebut terlebih
dahulu sampai bahan untk produk yang diinginkan costumer terpenuhi.
4. Perencanaan dan Pengendalian Persediaan – Manajemen
Inventory Control
a.
Stock
Opname rutin, berkala
Stock Opname
dilakukan secara rutin setelah proses produksi berakhir. Sedangkan warehouse
stock (data fisik) dilakukan secara berkala setiap satu bulan sekali. Bila
ditemukan kejanggalan (ketidakcocokan) antara stock opname dan warehouse stock
maka dilakukan penelusuran baik pada catatan stock opname maupun pada faktur
pengeluaran bahan.
b.
Pengeluaran
Bahan
Setiap bahan
yang keluar dari gudang persediaan baik untuk proses produksi maupun sampel
selalu dilakukan pencatatan dalam bentuk stock opname.
c.
Stock Bahan untuk Pemenuhan Proses
Ketersediaan
bahan – bahan untuk proses produksi selalu dilakukan pengontrolan, terutama
untuk bahan baku. Jika stock bahan baku tinggal sedikit perusahaan akan segera
meminta bahan tersebut ke supplier. Begitupula dengan bahan pendukung (misal
bahan kemas) juga dilakukan pengontrolan dan pemenuhan kebutuhan jika
ketersediaannya tinggal sedikit.
d.
Kontrol
Penyusutan
Kontrol
penyusutan selalu dilakukan setiap satu bulan sekali dalam bentuk warehouse
stock (data fisik). Jika terjadi selisih antara warehouse stock dan stock opname
dilakukan penelusuran sampai ditemukan penyebab penyusutan tersebut.
5. Perencanaan dan Pengendalian Produksi
a.
Bagan
untuk Proses Produksi
Bagan produksi
selalu dibuat sebelum proses produksi dimulai dalam bentuk form produksi yang
dibuat oleh bagian PPIC. Form produksi ini memuat jenis produk yang akan
diproduksi, jumlah produk, formula produk, costumer, waktu pengiriman produk,
dan hasil uji organoleptik maupun kimia.
b.
Penentuan
Kapan Produksi, Kapan Delivery
c.
Setelah
mendapat form produksi, bagian produksi langsung mengatur waktu yang akan
digunakan untuk memproduksi, mana yang harus lebih dulu dikerjakan. Biasanya
proses produksi dilakukan pada hari yang sama dengan dikeluarkannya form
produksi oleh bagian PPIC. Dan setelah proses produksi berakhir sesegera
mungkin produk diserahkan ke bagian distribusi untuk diantar ke costumer sesuai
dengan waktu pengantaran yang diminta costumer.
6. Teknik Forecasting
a.
Untuk
Permintaan yang Diketahui
Biasanya untuk
order produk dari customer yang diketahui, informasi yang didapat dari bagian
marketing. Sebab bagian marketing biasanya sering berkunjung maupun melakukan
hubungan dengan customer, sehingga mereka order produk yang telah disetujui
melalui bagian marketing.
Dengan demikian
forecasting permintan barang dapat diketahui. Sehingga bagian PPIC dapat
memperhitungkan bahan-bahan yang harus dipersiapkan dan memaksimalkan kemampuan
produksi denga ketersediaan tenaga kerja dan waktu untuk memproduksi.
b.
Untuk
Permintaan yang Tidak Diketahui
Jika permintaan
customer tidak diketahui atau tidak terencana, biasanya sudah ada stok
bahan-bahan yang siap untuk diproduksi. Hal ini dikarenakan beberapa minggu
sebelumnya sudah ada pendatangan bahan-bahan sebagai stok tak terduga, yang
tentunya dugaan tersebut berdasarkan informasi dari pihak marketing.
Biasanya pihak
marketing mendapatkan informasi dari pihak customer bahwa mereka suatu saat
nanti akan order produk. Hal ini dikarenakan pihak customer akan melakukan
persiapan produksi. Sehingga, satu-dua bulan sebelumnya sudah merencanakan dan
melakukan Purchase Order ke pihak suplier supaya segera dikirimkan dan sebagai
stok bahan di gudang. Sehingga bagian PPIC dapat memperkirakan berapa banyak
bahan yang harus didatangkan dan dapat memaksimalkan kemampuan produksi degan
ketersediaan tenaga kerja dan waktu untuk mengolah.
7. .Penetapan Harga Pokok
a.
Analisa
Bahan Penyusun Produk
Dalam setiap
memproduksi suatu produk dilakukan analisa pemakaian bahan olah dalam satuan
terkecil produk, yang mana komposisi yang didapat berdasarkan formula dari
bagian laboraotrium. Dalam hal ini PPIC berkorelasi dengan bagian Purchasing
sebagai tim pengadaan bahan, bagian Accounting untuk penetapan seberapa besar
margin yang diinginkan, dan bagian laboratorium untuk penetapan formulasi
sabagai kompisisi bahan yang akan diproduksi.
b.
Analisa
Financial
Dalam melakukan
analisa financial, PPIC berkorelasi dengan bagian Accounting untuk mengetahui
jumlah modal yang diperlukan dalam proses produksi. Sehingga dapat ditentukan
penetapan harga pokok produk.
Untuk membatu
menyederhanakan berbagai penjelas diatas, kegiatan PPIC bisa dimulai dengan
mengisis tabel di bawah ini. Kolom strategi pelaksanaa bisa diisi dengan
rencana atau aktifitas yang sering dilakukan. Jika semua sudah terisis bisa
dijadikan acuan untuk monitoring hasil kerja setiap tahapan.
Lalu bagaiman
mengembangkan fungsi PPIC yang tepat. Salah satu persyaratan utama yang penting
ketika melakukan proses penetapan fungsi PPIC adalah memastikan bahwa fungsi
PPIC telah terintegrasi dengan fungsi pengadaan (procurement) , penyimpanan
barang (inventory) , produksi dan distribusi.
Proses
perencanaan yang tepat dalam pengembangan fungsi PPIC dalam perusahaan.
1.
Memastikan
kesesuaian kapasitas
PPIC harus dapat
menjawab tantangan pelaggan dalam memastikan kesesuaian antara level pengiriman
(delivery service level), keuangan perusahaan serta kapasitas. Memastikan kapasitas harus dipastikan terukur
dengan tepat. Tantangan terbesar adalah melakukan proses kalkulasi yang akurat
dalam memastikan bahwa output proses adalah kondisi real dan terukur dengan
tepat baik dalam data maupun kondisi aktual.
2.
Pengendalian
Biaya Produksi
PPIC berperan
penting dalam menganalisis janji marketing terhadap pelanggan. Memastikan bahwa
order yang dijalankan adalah layak dan tidak merugikan perusahaan. Memastikan
bahwa dengan status minimal kuantitas produksi, terpastikan bahwa biaya
produksi terpenuhi dengan tepat.
3.
Menjaga
Supply Chain Management
Peranan dalam
menjaga baris antrian proses dan menjalankan seluruh perencanaan yang tepat
menjadi bagian penting dalam program pengendalian rantai pasokan tersebut.
Melakukan fungsi koordinasi dan mengevaluasi seluruh titik proses mulai dari
pengadaan sampai dengan pengiriman adalah penting untuk dijalankan dalam
kegiatan proses tersebut.Bagaimana dengan perusahaan Anda ketika menjalankan
proses pengelolaan rantai pasokan produksi tersebut? Lakukan proses
pencarian yang tepat untuk memastikan
bahwa sistem operasional perusahaan berjalan dengan baik.
Pola
Efisiensi Pada Bisnis Manufacturing
Dalam jenis usaha industri, proses
penerapan efisiensi adalah faktor penting untuk dapat memastikan bahwa pola
usaha menjadi sustainable (berkelanjutan).
Banyak faktor yang menjadi bagian penting untuk memastikan bahwa jenis
bisnis manufacturing dapat menjadi lebih efektif. Berikut adalah langkah-langkah strategis yang
dapat dilakukan pada bisnis Manufacturing agar dapat menjadi lebih efesien.
1. Effective Floor
Leadership
Dalam bisnis
manufacturing, rantai instruksi dan pelaksanaan operasional harus bergerak
dengan sistem yang sama. Aspek konsistensi adalah penting, pola prilaku dan
tata kerja dialankan sesuai dengan sistem dan nilai yang sama dalam perusahaan.
Memastikan bahwa fungsi leadership dijalankan dalam seluruh lini operasional
adalah penting dan wajib terimplementasi secara efektif.
2. Effective Supply
Chain Management
Pemastian bahwa
konsep perencanaan atas produksi terkait dengan pengelolaan material dijalankan
dalam sistem yang terintegrasi. Bagaimana sistem pengadaan, perencanaan
produksi dan pengelolaan atas stock terkendali. Cash flow atas stock dan supply
harus dipastikan dalam rasio yang dapat terkelola oleh sistem.
3. Total Quality
Management
Di dalam bisnis
manufacturing konsep kualitas bukanlah berorientasi hanya pada produk.
Pergerakan dan pengelolaan organisasi harus dialankan untuk memastikan bahwa
kualitas perusahaan terpenuhi, salah satunya adalah kualitas produk. Penerapan mulai dari Top Management (berupa
komitmen) serta fokus usaha harus mengarah pada kualitas secara total.
Penetapan target-target yang berorientasi pada dimensi kualitas harus dapat
terpenuhi dan terevaluasi secara maksimal.
Penyusunan
sistem manajemen dalam perusahaan Anda?
Lakukan
proses pencarian referensi eksternal yang tepat dalam proses penyusunan sistem
dalam perusahaan Anda.
Hubungi
:
http://www.tripriyonugroho.blogspot.com/
http://pointconsultant.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar